ANCIENTWALD



Mesir terkenal dengan piramida yang merupakan salah satu dari tujuh objek keajaiban dunia. Banyak wisatawan yang tidak mengetahui bagaimana proses pembangunan piramida dan banyak perdebatan akan teori yang menjelaskan tentang bagaimana salah satu bangunan tertinggi di dunia ini dibangun. Sekarang, kami akan membahas tentang pembangunan piramida yang merupakan ikon dari Mesir ini.
PIRAMIDA MESIR

Apa sih Piramida itu ? Dan apa yang kamu ketahui tentang Piramida?
Piramida adalah konstruksi bangunan berbentuk segitiga yang sangat tinggi dan sudah digunakan sejak lama oleh bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya, digunakan sebagai makam raja-raja masa dahulu serta sarana ibadah atau pemujaan. Sebagian besar piramida dari 118 piramida dibangun di sepanjang Sungai Nil. Peletakkan piramida di bantaran sungai Nil yang termasuk sungai terbesar dan terpanjang di dunia ini menunjukkan betapa pentingnya peran sungai Nil dalam kehidupan warga Mesir sejak Sebelum Masehi (SM) hingga saat ini.

latar belakang
Sejarah Piramida Mesir tidak luput dari proses pembuatan dan pembangunan Piramida yang begitu mengagumkan serta misterius. Piramida merupakan bangunan yang digunakan sejak lama oleh bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya. Saat itu, bangunan piramida dikenal sebagai makam raja-raja Mesir jaman dahulu serta sarana ibadah (pemujaan), selain ada dugaan sebagai tempat penimbunan (gudang) pangan sejak zaman ketika persiapan menghadapi musim paceklik ataupun tempat penyimpanan harta.
Sejak abad ke-6 sebelum Masehi, Mesir merupakan tempat pelarian kerajaan Poshi yang kehilangan kedudukannya setelah berdiri lebih dari 2.000 tahun. Akhirnya kerajaan tersebut menerima kekuasaan yang berasal dari luar yaitu kerajaan Yunani, Roma, kerajaan Islam serta kekuasaan bangsa lain. Pada masa itu, sejumlah besar karya terkenal zaman Fir’aun dihancurkan, serta aksara dan kepercayaan agama bangsa Mesir sendiri secara berangsur-angsur digantikan oleh budaya lain, sehingga kebudayaan Mesir kuno menjadi surut dan hancur. Selain itu, generasi setelahnya juga kehilangan sejumlah besar peninggalan yang dapat menguraikan petunjuk yang ditinggalkan oleh para pendahulu mereka. Namun berdasarkan penelitian sejarah akhirnya diketahui bahwa piramida dibangun pada masa dinasti ke-4 dari Kerajaan Mesir.
Lalu, apakah ada perbedaan antara Piramida suku Maya (aztec) dengan Piramida Mesir? Arsitek terkenal pembuat piramida bangsa Mesir adalah Imhotep. Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya. Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah. Di bagian dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depan piramida terdapat sphinx yaitu patung singa berkepala manusia.

Imhotep (Arsitek Piramida Mesir)
Piramida bangsa Maya dapat dikatakan merupakan bangunan piramida kedua yang terkenal setelah piramida di Mesir. Kedua jenis bangunan piramida ini terlihat tidak begitu sama, warna piramida Mesir adalah kuning keemasan, sebuah piramida bersudut empat yang berbentuk kerucut, agak terkikis setelah berabad-abad tertiup angin dan diterpa hujan. Piramida Maya lebih rendah sedikit, disusun dari bebatuan raksasa yang berwarna abu-abu dan putih, tidak semuanya berbentuk kerucut, di puncaknya ada sebuah balairung untuk memuja dewa. Di sekeliling piramida Maya masing-masing memiliki 4 tangga, setiap tangga memiliki 91 undakan, secara total 4 buah tangga ditambah satu undakan bagian paling atas adalah berjumlah 365 undakan (91 x 4 + 1 = 365), tepat merupakan jumlah hari dalam satu tahun.


piramida maya
piramida mesir
Tujuan Pembangunan dan Fungsi
Di Mesir umumnya piramida digunakan sebagai makam raja Mesir kuno yang dikenal dengan nama Firaun. Namun demikian, berabad abad piramida sering digunakan sebagai sasaran penjarahan dan perampok makam karena para raja membawa harta karun kekayaannya dan segala macam artefak guna di alam baka sekalipun diberi perlindungan dengan semacam kutukan untuk mencegahnya. Sehingga pada masa raja Mesir kuno berikutnya , makam raja dan bangsawan ditempatkan pada lembah yang tersembunyi seperti halnya makam Raja Tutankhamun yang ditemukan secara lengkap dan utuh.
— Name, Title

MAKAM RAJA TUTANKHAMUN
AWAL MULA PENEMUAN
Beberapa teori mengenai sejarah piramida Mesir menyebabkan munculnya perdebatan tersendiri di kalangan para ahli. Sampai ada banyak tenaga dan waktu khusus yang disumbangkan para ahli untuk menguak misteri besar di balik sejarah piramida Mesir.
Sebuah teori mengatakan bahwa Ibnu Washif Syah berkata, “Sebelum terjadinya badai topan dan bencana banjir yang melanda seluruh dunia, seorang raja dari Mesir bermimpi, di dalam mimpinya itu beliau melihat langit terbalik dan bumi berlubang besar, bintang berjatuhan, matahari dan bulan serasa jatuh, burung menyambar manusia dan menjatuhkannya di atas gunung dan perbukitan, mendung hitam bergulung menutup wajah jagad raya. Bagi orang yang lari ke puncak, mereka selamat.”
Dengan mimpi itu, sang raja segera memanggil semua ahli nujumnya untuk mengawasi pergerakan bintang dan rembulan. Dari hasil pengamatan tersebut, ternyata bulan berada di bawah rasi scorpio dan pisces, yang menandakan bahwa memang akan ada bencana dahsyat yang muncul dari perairan.
Sang raja kemudian segera memerintahkan seluruh menteri dan rakyatnya untuk membangun bangunan limas yang kemudian disebut piramida sebagai tempat pengungsian serta penampung kebutuhan selama terjadi bencana. Di dalamnya, terdapat banyak perhiasan, alat perang, hasil pertanian, dan azimat ilmu perbintangan untuk melindungi manusia kelak. Di dalamnya juga terdapat persiapan makam bagi punggawa dan pembesar kerajaan.
Namun pada tahun 820 M, Khalifah Al Ma’mun yang merupakan gubernur jendral Islam Kairo memimpin pasukan dan menggali jalan memasuki piramida. Hanya saja, yang ditemukan bukanlah emas ataupun perhiasan berharga serta makam-makam raja yang konon berada di dalamnya, melainkan hanyalah peti kosong tanpa penutup dan dinding kosong tanpa ukiran.
Para sejarawan menyimpulkan bahwa piramida mengalami sesuatu yang disebut sebagai perampokan makam, namun tidak ada pencuri yang mampu menghilang tanpa jejak di dalam piramida tersebut dan takkan mampu menghapus prasasti Firaun di tembok.
PEMBANGUNAN PIRAMIDA
Hal berikutnya yang menjadi sebuah misteri adalah pembangunan piramida. Piramida adalah bangunan limas raksasa yang mau tak mau membutuhkan banyak tenaga untuk bekerja dan otak untuk berpikir. Dikutip dari Graham hancock pada karangannya yang berjudul Sidik Jari Tuhan, terdapat kalimat yang mengatakan bahwa satu sisi harus menjaga keseimbangan tubuh dan sisi lainnya memindahkan satu batu yang beratnya sekitar dua kali mobil kecil ke arah yang tepat. Hal ini menunjukkan betapa sulit dan menguras otaknya pembangunan piramida ini.
​
Piramida di Mesir hanya dibuat dari tumpukkan batuan saja. Seorang ilmuwan yang dijuluki "Bapak Mesir Kuno" bernama Jean Francois Champollion menjadi pengungkap cara pembangunan piramida. Menurut beliau, pembangunan piramida Mesir dilaksanakan oleh para manusia raksasa yang berjumlah sekitar 10 juta jiwa dengan lama waktu sekitar 23 tahun pembangunan.


Jean Francois Champollion
Contohnya adalah Piramida Agung Giza setinggi 481 kaki yang merupakan piramida tertua dan satu-satunya yang selamat dari tujuh keajaiban dunia. Piramida ini dibangun selama dua puluh tahun dengan batu kapur yang masing-masing beratnya delapan ratus ton yang diangkut dari Tora dan granit dari Aswan, berjarak lima ratus mil ke selatan.
PIRAMIDA GUNUNG GIZA
Ditemukannya gulungan kuno oleh seorang mandor bernama Merer di pelabuhan Wadi Al-Jarf adalah catatan pertama yang menjelaskan bagaimana piramida dibangun. Catatan ini ditulis di atas sebuah papirus kuno yang mengatakan bahwa beribu-ribu buruh mengangkut 170.000 ton batu kapur sepanjang Sungai Nil dengan perahu kayu. Sekitar 2,3 juta blok bkapur diangkat dengan kanal yang dibangun di pelabuhan pedalaman beberapa meter dari dasar piramida.

Daerah Wadi al-Jarf
Percobaan laboratorium Daniel Bonn dari University of Amsterdam juga berhasil memecahkan misteri akan bagaimana piramida dibangun menggunakan miniatur gerobak Mesir Kuno dan wadah berisi pasir kering.
Tetesan air yang ditambahkan ke dalam pasir kering akan membentuk jembatan kapiler dan merekatkan pasir hingga kaku dan meminimalisasi gesekan benda yang bergerak di atasnya, dengan begitu, gaya tarik dapat berkurang hingga mencapai 50 persen.
Berkurangnya gesekan dan gaya tarik akan menyebabkan peningkatan kekakuan pasir gurun dan membuat gerobak lebih mudah digerakkan dan memakan tenaga kerja separuh dari yang dibutuhkan ketika gurun sedang dalam keadaan kering.
Bonn menyatakan bahwa gerobak menjadi lebih mudah bergerak pada pasir gurun yang basah karena pasir tidak membentuk gundukan di depan gerobak, berbeda dengan ketika pasir kering.
Hal ini juga sama akurat dengan lukisan di kuburan Djehutihotep yang menggambarkan percikan abu-abu dan oranye yang disiram oleh orang yang berdiri di depannya. Walaupun menuai banyak perdebatan, air terbukti dalam memudahkan pengangkutan batu ke lokasi piramida.
Lukisan di Kuburan Djehutihotep
Sedangkan untuk pembangunan piramidanya, masing-masing empat sisi piramida mempunyai jalur air untuk mengangkut batu-batu. Air memiliki daya apung sehingga dapat membawa bebatuan naik be tempat yang semakin tinggi. Namun dalam prosesnya, dia harus tetap berada pada kemiringan yang tepat, yatiu 53 derajat sehingga air dalam piramida tetap terjaga dan batu-batu yang dikirim berjalan dengan cepat. Setelah batu-batu sampai ke tempatnya dan piramida selesai dibangun, gerbang air akan terbuka dan air yang ada di dalam piramida akan mengalir keluar.
Pada akhir tahun 2006, koran harian terkenal Amerika Serikat, Times memuat satu artikel ilmiah yang menyebutkan bahwa Piramida yang berada di Mesir dibuat dengan tanah liat, lengkapnya adalah tanah liat yang telah dipanaskan sehingga membentuk batuan keras yang sangat sulit dibedakan dengan batu aslinya,
Menurut dua pakar scientist terkenal Gilles Hug (dimuat di koran harian terkenal Amerika NYtimes), dan Michel Profesor Barsoum, Piramida terbesar yang terletak di Giza dibuat dari dua jenis batuan. Yang pertama adalah batuan alam dan yang kedua adalah batuan yang dibuat secara manual oleh tangan manusia alias olahan tanah liat.
Majalah “Journal of American Ceramic Society” mempublikasikan hasil sebuah penelitian bahwa Firaun memakai tanah yang berjenis Slurry untuk membangun Piramida Giza sedangkan pada dasar Piramida, pekerja Firaun lebih memilih untuk menggunakan batuan alam.
Peneliti lainnya, Profesor Davidovits mengambil sampel dari beberapa batuan yang ia dapatkan di Piramida Giza mesir kemudian ia menganalisanya menggunakan Mikroskop elektron tercanggihnya, dan ia menemukan bahwa batuan tersebut terbuat dari lumpur (tanah liat) yang dikeraskan (dengan dibakar pastinya utk jadi batu keras).
Seorang ilmuwan yang berasal dari belgia yang bernama Guy Demortier juga pernah melakukan riset dan studi intensif mengenai jenis batuan yang dipakai untuk membangun pyramid mesir dan Ia pun akhirnya berkata bahwa setelah bertahun-tahun melakukan riset dan studi jangka panjang, akhirnya ia yakin bahwa Piramida Giza mesir terbuat dari tanah liat.

Lukisan di Kuburan Djehutihotep

PIRAMIDA MESIR
Mesir kuno adalah suatu peradaban kuno dibagian timur laut Afrika. Agama/kepercayaan dari bangsa Mesir kuno dibagi ke dalam cabang-cabang, yang paling utama menjadi agama resmi negara adalah kepercayaan terhadap orang-orang dan adanya kehidupan setelah kematian.
KONDISI PIRAMIDA MESIR SEKARANG
Piramid Mesir masih tetap menjadi keajaiban dunia terhebat yang masih tetap membuat takjub sebagian besar orang di masa kini sebagaimana orang-orang dulu juga mengaguminya. Ada banyak Piramid yang orang bisa temukan di Mesir. Piramid yang terbesar adalah yang berada di Giza.
Untuk waktu yang sangat lama Piramid telah menjadi bangunan terbesar yang pernah dibuat manusia. Bahkan selama beberapa abad bangunan tersebut telah menjadi bangunan tertinggi di dunia sampai era modern pun datang dengan berbagai gedung-gedung yang tinggi menjulang.
Tinggi Piramid di Giza baru bisa disaingi setelah Cathedral Lincoln selesai dibangun pada tahun 1311 M. Bangunan dasar Piramid dibuat dari material batu dan kubus bata berukuran besar. Karena berukuran besar material tersebut tentunya juga sangat berat.
Dengan material dasar yang sangat berat tersebut banyak peneliti yang masih mencari tahu bagaimana masyarakat Mesir kuno bisa menata dan membangun bangunan sebesar Piramid, sedangkan di zaman sekarang dengan teknologi yang jauh lebih maju masih sangat sulit mempraktekan pembangunan Piramid raksasa dengan dasar material tersebut.
Bentuk dasar struktur Piramid masih bertahan sebagaimana aslinya sampai saat ini, namun lapisan luar yang asli dari bangunan tersebut telah terkelupas dan rusak karena tidak dirawat dengan baik pada waktu yang sangat lama. Apalagi, elemen natural seperti angin dan pasar juga ikut menambah kerusakan lapisan luar tersebut.
Saat ini orang hanya bisa melihat Piramid seperti reruntuhan, meskipun struktur dasarnya masih terjaga. Aslinya, Piramid dilapisi oleh batu gamping atau batu kapur pada bagian luarnya. Lapisan batu kapur bisa menonjolkan kesan bersinar karena material tersebut bisa merefleksikan sinar matahari. Andaikan saja orang zaman sekarang bisa pergi ke masa lalu ketika keajaiaban dunia yang terkena tersebut baru saja dibangun, Piramid tersebut akan terlihat cerah di siang hari ketika dilihat dari kejauhan. Karena lapisan batu gamping telah mengelupas yang tersisa sekarang hanyalah blok-blok bata raksasa bangunan tersebut.
Piramid telah berdiri selama ribuan tahun. Ini adalah hal hebat lain yang ditunjukan oleh bangunan raksasa tersebut karena dalam waktu yang sedemikian lama tetap bisa menjaga struktur aslinya sampai hari ini. Ini adalah hal hebat yang bisa menjadi alasan Piramid sebagai keajaiban dunia yang terkenal atau world famous wonder karena banyak struktur kuno lain baik monumen, bangunan ibadah atau lainnya yang dibangun di masa lalu saat ini hanya tinggal puing atau sisa-sisanya saja, sedang struktur aslinya sudah hilang tak berbekas.
Permukaan aslinya mungkin sudah mengelupas tetapi struktur dasar Piramid masih terjaga sampai sekarang. Menurut sejarahnya berbagai Piramid Mesir yang ada sekarang sudah berdiri sejak 5000 tahun lalu. Pendirian Piramid sebagai mastaba atau makam bagi raja di mulai di masa Firaun Djoser dari dynasty ketiga Mesir kuno pada sekitar 2700 SM.
Arsitek bagi Piramid pertama tersebut adalah seorang menteri yang bernama Imhotep. Setelah itu berbagai piramidpun di buat oleh Firaun lainnya sampai sekitar tahun 1700 SM. Yang terbesar dari semuanya adalah Piramid di Giza yang dibangun sekitar 2575 sampai 2150 SM.
Secara keseluruhan struktur Piramid mengarah ke atas atau ke langit. Struktur ini menggambarkan penghambaan terhadap dewa matahari Mesir kuno yang bernama Ra. Menurut mitos, pembangunan Piramid dilakukan oleh Ra sendiri. Dewa tersebut juga dianggap sebagai bapak para Firaun, sehingga Piramid juga bisa menggambarkan kekuasaan mutlak para Firaun tersebut sebagai anak Tuhan.

KESIMPULAN
Piramida adalah konstruksi bangunan berbentuk segitiga yang sangat tinggi dan sudah digunakan sejak lama oleh bangsa Mesir kuno , bangsa Aztec maupun bangsa Maya. Piramida Mesir dan Piramida Maya dapat dikatakan memiliki perbedaan yang mencolok. Piramida Mesir berwarna kuning keemasan, sebuah piramida bersudut empat yang berbentuk kerucut, agak terkikis setelah berabad-abad tertiup angin dan diterpa hujan. Piramida Maya lebih rendah dari Piramida Mesir, disusun dari bebatuan raksasa yang berwarna abu-abu dan putih, tidak semuanya berbentuk kerucut, dan di puncaknya ada sebuah balairung untuk memuja dewa. Kepercayaan suku Maya memuja banyak dewa (politheisme), seperti Dewa Laut , Dewa Matahari. Fungsi pembangunan piramida Mesir adalah sebagai makan raja Mesir Kuno, sebagai sasaran penjarahan dan perampok makam. Piramida Mesir pertama kali ditemukan pada tahun 820 M oleh khalifah Al- Ma'mun. Sang bapak Mesir Kuno, Jean Francois Champollion, mengungkap cara pembangunan piramida. Piramida Mesir dibangun oleh beribu-ribu buruh yang mengankut 170.000 ton batu kapur sepanjang sungai Nil dengan perahu kayu yang ditulis digulungan kuno di pelabuhan Wadi Al - Jarf.